Teori Kepemimpinan

Diposting oleh admin on Selasa, 27 Juli 2010

Bismillahirrohmanirrohim,

Duhai Allah yang Maha Menatap, karuniakanlah kepada kami ilmu yang membuat kami dapat mengenal RasulMu, yang membuat kami tetap lurus berjalan di jalanMu. Wahai yangMaha Mendengar, lindungi pertemuan ini dari ilmu dan amal yang menyesatkan. Amin Ya Robbal’alamin.

Saudara-saudaraku Sekalian,

Indonesia dengan hampir 200 juta umat Islam, kalau saja bisa memiliki pemimpin yang sangat tangguh akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin
More aboutTeori Kepemimpinan

LSM Perlu Terobosan Baru

Diposting oleh admin on Sabtu, 24 Juli 2010



Seiring dengan banyaknya bermunculnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terutama setelah masa reformasi mau tidak mau para aktifis yang terjun di dunia LSM harus bersaing ketat untuk bisa mencari dana untuk bisa menjalankan berbagai programnya untuk advokasi ke tengah masyarakat. LSM yang dahulu masih dipandang sebelah mata kini juga menjadi incaran para lulusan kampus untuk mencari kerja. Yah…boleh dikatSeiring dengan banyaknya bermunculnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) terutama setelah masa reformasi mau tidak mau para aktifis yang terjun di dunia LSM harus bersaing ketat untuk bisa mencari dana untuk bisa menjalankan berbagai programnya untuk advokasi ke tengah masyarakat. LSM yang dahulu masih dipandang sebelah mata kini juga menjadi incaran para lulusan kampus untuk mencari kerja. Yah…boleh dikatakan kerja di LSM kini juga mempunyai prestise yang dianggab bagus ditengah masyarakat.


Bukan hanya di tengah masyarakat LSM mendapat nilai plus, tetapi dikalangan penentu kebijakan public seperti ekskutif dan legislative juga senantiasa diajak sebagai mitra patner kerja untuk bisa berpartisipasi membangun bangsa ini. Terlepas nanti ada saling kritik dan koreksi dan sebagainya.

Kemudahan dalam mengakses dana dari donor sering dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mendirikan LSM-LSM jadi-jadian untuk bisa mengakses dana tersebut. LSM jadi-jadian ini sering mengajukan proposal ke donor  tapi pelaksanaan programnya dilapangan tidak jalan. Hal ini yang membuat citra LSM  di masyarakat dan kalangan donor menjadi negative.

Akibatnya kepercayaan lembaga donor terhadap LSM menjadi merosot dan saat ini untuk bisa mendapatkan kucuran dana dari donor, LSM dituntut untuk lebih bisa memperbaiki berbagai hal baik di lembaganya sendiri maupun autput capain program yang dijalankan. Perekrutan personel yang masuk di LSM yang sembarangan juga bisa menjadikan pencitraan dan  autput program LSM sendiri menjadi jelek.

Dalam salah satu rangkaian peluncuran buku “Akuntabilitas LSM : Politik, Prinsip & Inovasi” yang diterbitkan oleh Pokja OMS bekerjasama dengan LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial) di Hotel Agas Solo untuk LSM se-eks Karisidenan Surakarta beberapa waktu yang lalu.  Rustam Ibrahim, Ketua Steering Committee Pokja OMS yang juga merupakan senior aktifis LSM yang menjadi salah satu pembicara acara tersebut menekankan agar LSM-LSM bisa segera memperbaiki citra LSM seperti pada awal munculnya LSM di Indonesia sebagai lembaga diluar pemerintah yang bisa terlibat aktif berpartisipasi dalam pembangunan untuk membela kaum terpinggirkan.

LSM harus bisa membenahi diri sebagai lembaga public yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan akan berbagai hasil kerja dan managemen lembaganya. Dalam acara tersebut banyak terlontar keresahan LSM-LSM akan permasalahan donor yang mulai susah di dapat. Tidak heran karena memang sebagian besar LSM di Indonesia ini hidupnya masih bergantung dengan donor. Hanya sedikit LSM yang sudah bisa hidup dengan mengandalkan dana dari pengelolaan kekayaan lembaga.

Untuk itu para peserta diskusi banyak yang mengusulkan agar LSM bisa mandari dan bisa mencari terobosan baru untuk mendapatkan dana agar lembaga tetap bisa mengadvokasi masyarakat dan terus berjalan meskipun tidak ada dari donor. Mereka juga mengakui bahwa dengan adanya donor LSM jadi geraknya lebih banyak tergantung donor dan banyak program lembaga yang tidak ada donornya jadi tidak berjalan.

Salah satu peserta dari LSM di Wonogiri bahkan mengusulkan agar para pegiat LSM itu yang direkrut itu berasal dari orang yang memang sudah mempunyai penghasilan yang mapan agar nanti ketika di LSM bisa lebih total untuk mengabdi untuk bangsa ini, “ Bukan hanya sibuk memperkaya dirinya lewat LSM”, tambahnya. Usulan tersebut mendapat tepuk tangan yang riuh dari para peserta.

Dengan kesadaran bersama para peserta mengusulkan agar LSM juga bisa mengakses dana dari APBN/APBD yang sebenarnya ada untuk kegiatan-kegiatan advokasi. Sayangnya dana-dana tersebut masih belum bisa diakses karena minimnya relasi LSM dengan penentu kebijakan. Akhirnya dana tersebut hanya bisa diakses oleh orang-orang atau LSM yang dekat dengan penguasa bahkan hanya LSM jadi-jadian buatan para pejabat. Sungguh amat di sayangkan.

Oleh:  Sulatri akan kerja di LSM kini juga mempunyai prestise yang dianggab bagus ditengah masyarakat.

Bukan hanya di tengah masyarakat LSM mendapat nilai plus, tetapi dikalangan penentu kebijakan public seperti ekskutif dan legislative juga senantiasa diajak sebagai mitra patner kerja untuk bisa berpartisipasi membangun bangsa ini. Terlepas nanti ada saling kritik dan koreksi dan sebagainya.

Kemudahan dalam mengakses dana dari donor sering dimanfaatkan oleh banyak orang untuk mendirikan LSM-LSM jadi-jadian untuk bisa mengakses dana tersebut. LSM jadi-jadian ini sering mengajukan proposal ke donor  tapi pelaksanaan programnya dilapangan tidak jalan. Hal ini yang membuat citra LSM  di masyarakat dan kalangan donor menjadi negative.

Akibatnya kepercayaan lembaga donor terhadap LSM menjadi merosot dan saat ini untuk bisa mendapatkan kucuran dana dari donor, LSM dituntut untuk lebih bisa memperbaiki berbagai hal baik di lembaganya sendiri maupun autput capain program yang dijalankan. Perekrutan personel yang masuk di LSM yang sembarangan juga bisa menjadikan pencitraan dan  autput program LSM sendiri menjadi jelek.

Dalam salah satu rangkaian peluncuran buku “Akuntabilitas LSM : Politik, Prinsip & Inovasi” yang diterbitkan oleh Pokja OMS bekerjasama dengan LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial) di Hotel Agas Solo untuk LSM se-eks Karisidenan Surakarta beberapa waktu yang lalu.  Rustam Ibrahim, Ketua Steering Committee Pokja OMS yang juga merupakan senior aktifis LSM yang menjadi salah satu pembicara acara tersebut menekankan agar LSM-LSM bisa segera memperbaiki citra LSM seperti pada awal munculnya LSM di Indonesia sebagai lembaga diluar pemerintah yang bisa terlibat aktif berpartisipasi dalam pembangunan untuk membela kaum terpinggirkan.

LSM harus bisa membenahi diri sebagai lembaga public yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan akan berbagai hasil kerja dan managemen lembaganya. Dalam acara tersebut banyak terlontar keresahan LSM-LSM akan permasalahan donor yang mulai susah di dapat. Tidak heran karena memang sebagian besar LSM di Indonesia ini hidupnya masih bergantung dengan donor. Hanya sedikit LSM yang sudah bisa hidup dengan mengandalkan dana dari pengelolaan kekayaan lembaga.

Untuk itu para peserta diskusi banyak yang mengusulkan agar LSM bisa mandari dan bisa mencari terobosan baru untuk mendapatkan dana agar lembaga tetap bisa mengadvokasi masyarakat dan terus berjalan meskipun tidak ada dari donor. Mereka juga mengakui bahwa dengan adanya donor LSM jadi geraknya lebih banyak tergantung donor dan banyak program lembaga yang tidak ada donornya jadi tidak berjalan.

Salah satu peserta dari LSM di Wonogiri bahkan mengusulkan agar para pegiat LSM itu yang direkrut itu berasal dari orang yang memang sudah mempunyai penghasilan yang mapan agar nanti ketika di LSM bisa lebih total untuk mengabdi untuk bangsa ini, “ Bukan hanya sibuk memperkaya dirinya lewat LSM”, tambahnya. Usulan tersebut mendapat tepuk tangan yang riuh dari para peserta.

Dengan kesadaran bersama para peserta mengusulkan agar LSM juga bisa mengakses dana dari APBN/APBD yang sebenarnya ada untuk kegiatan-kegiatan advokasi. Sayangnya dana-dana tersebut masih belum bisa diakses karena minimnya relasi LSM dengan penentu kebijakan. Akhirnya dana tersebut hanya bisa diakses oleh orang-orang atau LSM yang dekat dengan penguasa bahkan hanya LSM jadi-jadian buatan para pejabat. Sungguh amat di sayangkan.

Oleh:  Sulatri

More aboutLSM Perlu Terobosan Baru

Lomba Penulisan Sejarah dan Penyusunan Direktori PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia

Diposting oleh admin on Kamis, 15 Juli 2010

DASAR PEMIKIRAN

Sejarah kerapkali dipahami sebagai peristiwa masa lalu. Dan peristiwa masa lalu itu dianggap sebagai titik pijak, sumber dari berbagai nilai yang dapat mempengaruhi pemahaman dan cara pandang terhadap realitas kekinian dan memaknai masa depan.

Pemahaman sejarah seperti ini meniscayakan adanya benang merah antara peristiwa masa lalu dengan kondisi sosial saat ini dan masa depan. Apa yang terjadi saat ini tidak lepas dari proses panjang pergulatan manusia pada era sebelumnya. Pengalaman manusia akan histori dirinya, komunitasnya, dan bahkan negara-bangsanya, juga dapat menyediakan medium untuk meneropong masa depan.

Kini, PMII menapaki usianya yang ke-50 tahun. Usia yang tidak tergolong muda lagi. Fase historis yang cukup panjang tersebut menuntut semua kader dan alumni PMII merefreksikan setiap gerak dan langkah organisasi. Refleksi atas perjalanan panjang sejarah PMII itu tidak akan maksimal jika tidak memiliki dokumen historis yang cukup lengkap dan representatif, termasuk histori perkembangan PMII di berbagai daerah.

Atas dasar itu, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) berikhtiar untuk menyusun ‘Direktori PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia’. Penyusunan direktori tersebut diawali dengan pelaksanaan lomba penulisan sejarah PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia.

TUJUAN PROGRAM

Memunculkan kesadaran historis bagi semua kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Memberikan sumbangsih bagi kelengkapan dokumen organisasi dan data sejarah PMII di tingkat nasional dan daerah.

Meningkatkan kemampuan menulis kader PMII

TEMA PROGRAM

“PMII: Setengah Abad Berkhikmat untuk NU dan Bangsa”

LANDASAN KEGIATAN

-Al-Qur’an dan Al-Hadits

-UUD 1945 dan Pancasila

-AD/ART PMII

-Program kerja Bidang Media Opini Publik PB PMII

SCHEDULE PROGRAM

-Pengumpulan Tulisan     : Tanggal 15 Juli s/d 20 September 2010

-Prosesi Seleksi Tulisan  : Tanggal 21 September s/d 28 September 2010

-Edit dan Layout Buku   : Tanggal 29 September s/d 1 Oktober 2010

-Cetak Buku                    : 2 Oktober s/d 9 Oktober 2010

-Launching Buku            : 10 Oktober 2010 di Hotel Acacia Jakarta.

-Distribusi Buku             : Tentatif

PELAKSANA PROGRAM

Pelaksana kegiatan ini adalah Bidang Media dan Opini Publik Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

TIM SELEKSI DAN EDITOR

-Muhyiddin Arubusman (Ketua Mabinas PB PMII)

-Affandi Mukhtar (Sekretaris Mabinas PB PMII)

-Arif Mudatsir Mandan (Ketua Umum PB IKA-PMII)

-Effendy Choirie (Sekeretaris Jenderal PB IKA-PMII)

-Muhammad Rodli Kaelani (Ketua Umum PB PMII)

-Zaini Shofari (Sekjen PB PMII)

-Muhammad Khusen Yusuf (Ketua Bidang Media dan Opini Publik PB PMII)

-Adius Zaelani (Sekretaris Bidang Media dan Opini Publik PB PMII)

-Sejarawan

KETENTUAN PENULISAN

-Karya tulis menggunakan gaya naratif-deskriptif dan menyesuaikan dengan standar penulisan sejarah.

-Sistematika tulisan: a) sejarah awal berdirinya PMII Cabang /Koordinator Cabang, b) profil singkat pendiri, ketua umum-sekretaris umum pertama kali, dan/atau senior yang dinilai paling berpengaruh sepanjang masa di cabang/koordinator cabang setempat, c) perkembangan PMII Cabang/Koordinator Cabang dari masa ke masa, prestasi, tradisi gerakan dan intelektual yang pernah dilakukan dan memiliki nilai historis, d) nama ketua umum-sekretaris umum pertama sampai saat ini, dan e) jumlah komisariat, rayon, dan bila memungkinkan estimasi jumlah kader saat ini (untuk PKC: jumlah cabang)

-Setiap cabang/koordinator cabang hanya boleh mengirimkan satu tulisan. Jika lebih dari satu, pengurus cabang/koordinator cabang disarankan melakukan seleksi terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke panitia.

-Ukuran tulisan: minimal 5 sampai 7 halaman, kertas A4, spasi 1, times new roman, font 12.

-Tulisan dikirimkan melalui email: direktori.pmii@gmail.com dan yuswae@gmail.com dan paling lambat diterima panitia pada 20 September 2010.

-Pengirim dianjurkan melampirkan tiga foto yang dinilai paling bersejarah dan bila memungkinkan foto pendiri, ketua umum-sekretaris pertama kali, atau senior yang dinilai paling berpengaruh sepanjang masa di cabang/koordinator cabang setempat.

-Editor berhak mengubah, mengurangi, dan meng-edit tulisan dengan tanpa menghilangkan subtansi dari tulisan yang dikirimkan.

-Semua tulisan akan dibukukan dalam bentuk direktori sejarah PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia.

-Enam tulisan terbaik (Juara 1,2,3 dan harapan 1,2,3) berdasarkan penilaian tim seleksi dan editor akan mendapatkan hadiah:

*Juara I : Tabungan Pemberdayaan Kader Rp 3.000.000, Notebook, Sertifikat, dan Piala Mahbub Junaidi
*Juara II : Tabungan Pemberdayaan Kader Rp. 2.000.000, Blackberry Gemini, Sertifikat, dan Piala Zamroni
*Juara III : Tabungan Pemberdayaan Kader Rp. 1.000.000, Hardisk Eksternal, Sertifikat, dan Piala Subhan ZE
*Juara Harapan I,II, dan III : Masing-masing mendapatkan Tabungan Pemberdayaan Kader Rp 1.000.000 dan sertifikat.

release by Ajie PC PMII Solo
More aboutLomba Penulisan Sejarah dan Penyusunan Direktori PMII Cabang/Koordinator Cabang se-Indonesia