P R O G R E S S R E P O R T

Diposting oleh admin on Rabu, 02 Juli 2008

Pengurus Koordinator Cabang
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Jawa Tengah Periode 2006 - 2008


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Muqodimah Segala puji atas kebesaran Allah SWT atas limpahan rahmat taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat menjalankan amanah organisasi dengan baik. Dan bisa berkumpul dalam forum Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIMDA) Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Tengah ini. selanjutnya sholawat serta salam kita haturkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW yang menjadikan dunia ini keluar dari kegelapan menuju terang benderang, semoga kita semua bisa mengikuti jejak beliau. Amiin. Yang kami hormati sahabat-sahabat Alumni dan Majelis Pembina Daerah (MABINDA) PKC PMII Jawa Tengah Yang kami hormati sahabat-sahabat Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Yang kami hormati sahabat-sahabat Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Tengah Yang kami hormati sahabat-sahabat Pengurus Cabang PMII Se-Jawa Tengah Yang kami hormati sahabat-sahabat kader PMII se- Jawa Tengah Yang kami hormati seluruh tamu undangan yang hadir pada acara Musyawarah Pimpinan Daerah PKC PMII Jawa Tengah. Sahabat-sahabat yang kami hormati Sesuai dengan mandat yang diberikan sahabat-sahabati dalam Konferensi Koordinator Cabang Jawa Tengah XVI di Jepara.untuk meneruskan perjalanan kepengurusan Koordinator Cabang Jawa Tengah masa bakti 2006-2008. sebuah tanggung jawab yang harus kami emban adalah menjalankan amanah dari hasil Konferensi Koordinator Cabang Jawa Tengah tersebut dengan semangat dan kerja keras sekuat tenaga, dukungan dari semua Pengurus yang telah menyatakan siap mengemban tugas/amanah organisasi. Awal perjalanan yang kami lakukan adalah merumuskan strategi gerakan dalam Musyawarah Kerja Daerah (MUSKERDA) yang dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2006 di pondok Pesantren Edi Mancoro. Adapun titik program kerja 2 tahun kedepan berdasarkan pada rumusan-rumusan rekomendasi dari hasil Konferensi Koordinator Cabang Jawa Tengah XVI di Jepara dan kedua berangkat dari bacaan realitas empiric melalui pembacaan stake holder dan analisis SWOT dalam Focus Group Discusion (FGD), Hasil pembacaan tersebut terumuskan secara sistematis dalam bentuk program kerja yang menjadi pijakan dalam menjalankan organisasi. Dengan bekal komitmen pengurus dan semangat berbuat baik bagi kader kami menjalankan agenda-agenda kerja yang telah kita rumuskan bersama dan dengan segenap kepengurusan pula kita terus menerus mencoba menghadirkan berbagai rangkaian acara yang bertujuan mendorong terwujudnya visi kerja yang telah terumuskan bersama, alhamdulillah dengan dukungan, kerja sama semua pihak dan terkhusus cabang yang ada di Jawa tengah kami mampu menjalankan roda oganisasi KONDISI UMUM Globalisasi merupakan anak emas kapitalisme di satu sisi membawa berkah-dengan kemudahan di bidang informasi, komunikasi dan transporatsi - tapi di sisi lain juga membawa petaka dengan semakin kukuhnya ketimpangan-ketimpangan struktural yang terjadi, terutama antara negara-negara berkembang dengan negara-negara maju. Penindasan terhadap negara-negara miskin seakan tiada akan pernah habisnya. Setelah penjajahan dalam wujud fisik dalam PD I dan II, kini penjajah mempunyai bentuk baru dengan mengatasnamakan pasar bebas dan globalisasi. Kalau kita tidak hati-hati dan waspada, bukan tidak mungkin IMF, World Bank dan WTO yang tidak lain adalah kepanjangan tangan kapitalisme neoliberal akan semakin menjerat dan menjajah bangsa kita. Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang relative murah dan relative terjangkau masyarakat bukan tidak mungkin akan mematikan industri-industri rumah tangga lokal dan petani-petani lokal. Masuknya barang-barang industri rumah tangga dari China yang sekarang ini menjamur adalah salah satu fakta yang dapat kita lihat. Kemudian juga murahnya harga-harga produk-produk pertanian impor, seperti gula, anggur, jeruk dan lain sebagaianya. Harga-harga murah ini tentunya akan semakin meminggirkan dan bahkan mungkin akan menghancurkan petani-petani lokal. Jebakan logika pasar ini juga harus mengucilkan potensi ekonomi rakyat sektor-sektor pertanian dan perikanan. Harga pupuk yang yang melambung kemudian ketetapan politik untuk impor beras makin menambah beban para petani. Belum lagi alih fungsi lahan yang dilakukan oleh sektor industri memukul habis sektor pertanian. Pertanian adalah sektor yang terus menerus didera oleh kebijkan pasar yang tak bersahabat. Subsidi untuk kalangan petani yang dipangkas sangat tak sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh sejumlah pemerintahan yang yang disebut-sebut kapitalis, di Negeri kapitalispun subsidi masih saja dialokasikan untuk sektor pertanian bahkan jumlahnya makin meningkat. Amerika sendiri masih mengucurkan subsidinya sebesar US$ 22,6 Miliar (Sekitar 210 triliun) kepada para petaninya. Angka itu lebih jauh besar ketimbang subsidinya pada tahun 2005 yakni US$ 19,7 Miliar. Uni Eropa melakukan hal yang serupa, untuk subsidi produk yang diekspor yakni gula dan produk susu dikeluarkan anggaran sebesar 3,4 miliar per tahun. Gempuran subsidi Negara kaya ini membuat Negara miskin dan berkembang tak mampu bersaing. (Lih mingguan TEMPO, 16 juli 2006). Berbeda dengan pemerintah disini yang sama sekali tidak meproteksi kehidupan para petani bahkan sejak lama sektor pertanian ini ditenggelamkan oleh paket kebijakan yang anti terhadap pertanian. Lahan pertanian yang makin direbus oleh kebutuhan Industri dan real estate membuat pertanian jadi pilihan hidup yang tak mendapat banyak peminat. Sama halnya dengan kehidupan Nelayan yang juga terus terguncang oleh kenaikan harga bahan bakar dan banyaknya pelayan modern yang memakai alat-alat penangkap ikan yang lebih canggih. Kemiskinan kemudian menghampiri sektor pertanian dan nelayan. Dari 37-38 juta penduduk miskin di Indonesia, 68 % diantaranya adalah petani kemudian dari sisi sumbangan, jika pada tahun 1950-1960 sektor pertanian menyumbang 50 % sekarang hanya 17 % malahan sejak munculnya UU penanaman modal asing 1967 kebanyakan sektor pertanian disita untuk keperluan industri bahkan Bank Dunia mengusulkan adanya Land Administration Project yang intinya tanah di Indonesia di data ulang dan dipetakan kembali, Data ini akan dijadikan dasar bagi pembentukan pasar tanah, sehingga ketika Investor masuk mereka tidak bingung lagi status tanah. (Lih GATRA 2005). Negara kemudian bukan saja tak mampu memecahkan soal kemiskinan melainkan mengeluarkan kebijakan yang menjebak orang miskin. Proses privatisasi sebagaimana anjuran IMF telah membawa kemerosotan dalam kesejahteraan rakyat. Pendidikan adalah sektor rakyat yang kemudian adalah sektor rakyat yang kemudian dibawa untuk memenuhi kepentingan arus modal. Komersialisasi Pendidikan adalah fakta kejam bagaimana pendidikan hanya untuk mementaskan kebijakan pendidikan yang diskriminatif. Dengan ongkos yang mahal dan ini hampir melanda pada semua jenjang pendidikan maka proses pendidikan bukan mengantarkan seorang peserta didik pada pencerahan melainkan pada pada proses seleksi kelas. Hanya mereka yang mampu secara ekonomi kemudian mampu untuk menikmati pendidikan yang berkualitas. Padahal kita punya banyak soal yang bersangkut paut dengan pendidikan dan salah satu yang terbesar adalah masalah akses. Akses yang bisa membawa pendidikan sebagai bekal, alat dan angkutan kelompok miskin dalam merubah nasib dan hari depanya. Jikalau pendidikan hanya semata-mata pada penggelembungan biaya maka proses sekolah akan berjalan sebagaimana sebuah perusahaan. Keadaan serupa menimpa pada bidang kesehatan wabah penyakit yang tiap tahun memenuhi pemberitaan tak lagi bisa ditangani dengan lebh baik. Puskesmas yang diharapkan mampu menjadi penyangga bagi kesehatan warga juga harus terimbas oleh komersialisasi. Pada bidang pengobatan hampir kita tak punya kendali pada poeredaran obat dan harga obat. Pasar obat yang liberal telah mendorong munculnya kejahatan pemalsuan obat dan melambungnya harga obat-obatan.Tingkat harapan orang hidup yang rendah merupakan bukti dari bagaiamana penanganan pada kesehatan pada kelangan perempuan masih sangat rendah. Kualitas layanan kesehatan yang amat buruk ini sangat bertolak belakang dengan tingkatan perolehan laba yang mampu di raup oleh sejumlah perusahaan farmasi yang terus meroket membenarkan bukti bagaimana dunia kesehatan sesungguhnya berada dibawah tikaman kedaulatan modal.maka lengkap sudah intervensi modal dalam bidang-bidang strategis di Indonesia. Jika kekayaan alam, pendidikan, kesehatan Maupun tata ruang jadi sasaran ekspansi kekuatan modal maka karam sudah harapan kita untuk memegang kedaulatan. KONDISI INTERNAL PKC PMII JAWA TENGAH Kondisi Internal PKC PMII Jawa Tengah sampai dengan 12 bulan setelah pelantikan Alhamdulilalah masih kondusif terutama dari sisi kinerja kepengurusan. Banyak hal yang membuat kinerja dari PKC PMII Jawa Tengah ini sesuai dengan harapan dan tujuan. Banyak hal yang dirasakan, serta ada hal baru yang membuat kami semangat dalam mengabdi sebagai pengurus PKC. PMII Jawa Tengah dan akan melaksanakan amanat kami sampai dengan tahun 2008. untuk menuju hal tersebut, kami juga masih membutuhkan keterlibatan semua pihak baik para pengurus maupun pihak diluar PKC PMII Jawa Tengah untuk menyelesaikan amanat kepengurusan tersebut. Secara umum perjalanan kepengurusan kami, berjalan sesuai dengan mandat Konferkoorcab di Jepara, sumpah jabatan seperti yang tertulis dalam SK Pelantikan PB, Rapat Pengurus Proram Kerja, serta berdasarkan aturan AD/RT dan NDP yang dilandasi nilai Aswaja sebagai dasar pelaksanaan kepengurusan kami. Kepengurusan kami, Alhamdulilah secara umum dinilai banyak pihak “ada perubahan”. Kenapa banyak pihak mengatakan banyak perubahan, karena kami dari pengurus “berkomitmen untuk memajukan PKC PMII Jawa Tengah dan memajukan kader serta mendorong pembangunan masyarakat Jawa Tengah” Salah satu sasaran kami dalam program 2 tahun ini mendorong, terbentuknya ruang pengetahuan bersama di kalangan kader, serta keterbukaan sebagai media komunikasi efektif antar pengurus, selain itu adanya strategi untuk memecahkan keterpurukan dan pengkondisian nilai-nilai loyalitas, kecuali sebagai fungsi koordnisi ke cabang yang berjumlah 21 di Jawa Tengah. Dalam 2 tahun kepengurusan PKC Jawa Tengah mempunyai 3 visi organisatoris, yaitu: Kohesi sosial : Hari ini perlu kita urai bersama tentang rekatan atau sesuatu yang masih menjadikan kita satu dalam wadah PMII. Bagi kami ini perlu kita urai bersama agar kelak keluhan tentang SMS (sahabat makan sahabat) paling tidak bisa terkurangi walaupun hal di atas tidak menjadi sebuah garansi yang mutlak. Kita juga perlu mencari dan merancang bersama secara jujur tentang TITIK TOLAK serta TITIK TUJU kita dalam bergerak bersama. Solidaritas Taktis : Selain mempertegas hal di atas, kami juga memandang tentang perlunya sebuah KERAPATAN KOMUNIKASI semua elemen warga Pergerakan baik di tingkatan Cabang, Korcab maupun dengan PB. Kerapatan Komunikasi ini tentu saja dengan mengandaikan adanya INTIMITAS KOMUNIKASI diantara pelakunya, sehingga massifitas gerakan bisa terwujud. Gerakan “ekstra parlemen ” : Melihat pemaknaan advokasi saat ini masih pada gerak aksi turun jalan (Demonstrasi, Aksi anarkhi), dan selalu menempatkan diri untuk vis a vis dengan negara menjadikan mainstream kita semakin sempit, advokasi bukanlah suatu aksi revolusi namun lebih pada suatu peran sistematik yang terorganisir untuk mempengaruhi terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap dan maju (incrimental). Maka Frem gerakan di PMII harus mampu melepaskan Nalar Biner, yang selalu melihat persoalan masih baik-buruk, hitam-putih dan mau menerima kenyataan sebagai kenyataan dengan berpartisipasi aktif dalam merumuskan kebijakan. REALISASI PROGRAM KERJA Pelaksanaan program kerja PKC PMII Jawa Tengah mepunyai landasan yuridis yaitu; Mandat Konferensi Koordinator Cabang PMII Jawa Tengah (Konkoorcab) di Jepara, Muskerda (Musyawah Kerja Daerah) yang dilaksanakan pasca pelantikan di PP. Edi Mancoro, Salatiga. Dalam pembahasan program kerja ditentukan dengan kemampuan serta SDM para pengurus yang dijiwai oleh NDP dan Aswaja sebagai idiologi Pergerakan PMII, selain itu kami berupaya menimbang program kerja yang dapat dilaksanakan yang bermanfat secara organisatoris dan bermanfaat secara individu kader PMII. Program kerja PKC PMII Jawa Tengah tahun 2006-2008 ini adalah merupakan suatu estafet kepengurusan lalu, sebab kami mempunyai pandangan estafet kepengurusan ini sebagai jalan untuk bisa memperbaiki kekurangan kepengursan lama dan menemukan inovasi program kerja yang bisa menjadikan kebutuhan kader dan masyarakat demi kemajuan berpikir dan bertindak sehari-hari. Bahwa program ini, bukan sesuatu hal yang mengada–ada, tetapi kami berisifat jangka panjang bagi kepengurusan PKC PMII Jawa Tengah dimasa mendatang. Ada nilai manfaatnya dan mempunyai harapan agar pelaksanaan program ini bagian dari pada pelaksanaan pengkaderan sebagai leading sector organisasi pengkaderan. PKC Jawa Tengah tahun 2006-2008 ini, mempunyai perubahan secara gradual terbukti dengan semangat para pengurus, dan konsolidasi pengurus secara kontinue, selain itu dipakai strategi adanya “kerapatan komunikasi antar pengurus”. Hal ini yang menyebabkaan adanya loyalitas pengurus terhadap PMII, sehingga pelaksanaan progam kerja kurang lebih 10 bulan ini bisa berjalan efektif . Dalam menjalankan program kerja yang tidak jalan, kami pecahkan dengan jalan antisipasi dengan “pembentukan sebuah team kerja” untuk menjalankan program kegiatan sesuai dengan bidangnya, sehingga alhmadulilah hampir semua program kerja sesuai dapat berjalan dengan harapan kami. Program Kerja Programik: Artinya, program kerja yang dirancang dan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan dalam kepengurusan PKC PMII Jawa Tengah berdasarkan hasil Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda). Dalam pelaksanaannya sesuai dengan bidang-bidangnya masing-masing. Dan Alhamdulliah program kerja programik dapat diselesaikan dengan baik, walaupun di sisi lain ada hambatan, tetapi kami mencari akar dari hambatan dan akhirnya kami dapat mengatasi dengan baik. Kepengurusan kami di bagi menjadi 2 waktu pelaksanaan program kerja tahun ini, dibagi menjadi semester I dan semester II maksudya tahun pertama dan tahun kedua. Adapun penjelasan secara lebih rinci perbidang kerja adalah sbb: BIDANG I : INTERNAL STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN PENGKADRERAN Upaya melakukan sebuah ihtiar yang InsyaAllah kongkret pada posisi ini dimana posisi PMII koordinator Cabang dengan multi fungsinya yaitu sebagai Motivator, Dinamisastor, Konsolidator, serta transformator gagasan ide serta koordiatif lainya maka kemudian bagaimana memetakan sebuah keijakan dan strategi upaya melakukan polarelasi dan polarisasi pengkaderan, Yaitu ; pengembangan Organisasi, Manajemen Kelembangaan, memaksimalkan pola komunikasi kader serta pembangunan kapasitas inteletual. Pemantapan Pengkaderan Kampus Umum Harus diakui bahwa sumber daya yang ada di PMII mayoritas adalah sumber daya dengan basis ilmu agama, sehingga dengan keterbatasan medan distribusi akan mengakibatkan terjadinya penumpukkan kader-kader PMII dan tidak menutup kemungkinan juga terjadinya budaya sahabat makan sahabat, hal ini dikarenakan keterbatasan ruang dan medan distribusi. Untuk itu pengkaderan di kampus-kampus umum sekarang harus menjadi priotas bagi PMII, sebagai upaya untuk memenuhi dan mencari medan-medan distribusi yang lain. Berbagai disiplin ilmu yang menjadi basis pendidikan di kampus umum harus dipahami sebagai tahap awal dalam menemukan resources PMII sebagai organisasi gerakan yang harus survive dalam ruang gerakan. Maka bagaimana PMII mampu merespon gejala-gejala perubahan ini. Bahwa siklus dan tatanan globalisasi ditopang dengan berbagai disiplin ilmu, seperTi ekonomi, teknologi dan informasi dll, maka bagaimana kita mampu merebut atau minimal mengetahui bagaimana stuktur itu bergerak. Menjadi mutlak adanya keberadaan berbagai disiplin ilmu yang akan menjadi alat analisa untuk melihat yang sebenarnya terjadi dalam bergeraknya struktur tersebut. Dalam konteks ini, maka menjadi sangat perlu bagi PMII untuk memasukkan materi-materi disiplin fakultatifsebagai salah satu prioritas pengkaderan di dalam jenjang pengkaderan PMII, baik pengkaderan formal, informal maupun non formal. Dengan memasukkan berbagai disiplin ilmu fakultatif dalam sistem pengkaderan PMII, maka diharapkan kader PMII akan memiliki pemahaman yang utuh tentang disiplin ilmu fakultatifnya, sehingga siap untuk berlaga dalam medan distribusi yang baru. Di sisi lain, dalma upaya menjaga eksistensi dan intensitas gerakan PMII di kampus umum, PMII juga memerlukan adanya infrastruktur gerakan. Keberadaan organisasi-organisasi intra kampus adalah instrumen pokok dimana keberadaannya yang signifikan bagi proses pengkaderan dan pengembangan PMII di kampus umum. Maka PMII perlu membaca semua varian-varian gerakan yang ada di kampus umum baik tingkat fakultas maupun universitas. Dengan pembacaan tersebut, PMII akan memproduksi isu dan strategi sebagai upaya untuk merebut varian-verian gerakan tersebut. Hal ini menjadi penting karena bagaimanapun, untuk menjaga intensitas gerakan di kampus umum, PMII perlu mendapatkan back up dari dalam, yang dalam hal ini adalah organisasi-organisasi intra kampus. Pengembangan dan Kaderisasi perempuan Meski dalam hal ini segmen garapan bidang ini adalah menjadi garapan Bidang IV di PMIII Jawa Tengah yaitu bidang Jender, namun secara tidak langsung dalam pola pengembangan dan pengkaderan adalah menjadi satu kesatuan dengan aktifitas pengkaderan secara umum. PMII sebagai organisasi pengkaderan sangat memberikan ruang aktualisasi bagi seluruh kader baik perempuan maupun laki-laki sebagai basis garapan. Dalam perjalanannya persoalan kader PMII menjadi sangat kompleks karena sebagai kader sangat dipengaruhi oleh kultur dan potensi dasar jauh sebelum masuk dan bergabung dengan PMII. Ada persoalan pada konsepsi pengembangan PMII dimana perempuan belum tercover di dalamnya. Padahal ini menjadi persoalan dalam pengkaderan PMII, dimana kader perempuan lemah baik dalam kuantitas maupun kwalitas. Sehingga perlu dikupas dan dirumuskan strategi pengkaderan perempuan sebagai bagian konsepsi pengkaderan PMII. Sudah saatnya konsepsi pengkaderan PMII juga mengakomodir strategi percepatan pengkaderan perempuan PMII. Dengan meningkatkan kemampuan analitik maupun skill perempuan yang memang secara realitas cukup tertinggal dari laki-laki. Pada kenyataannya, bergulat pada realitas banyak ditemukan persoalan-persoalan ketidakadilan yang berkaitan dengan perempuan di masyarakat. Pergulatan dengan wacana tersebut telah melahirkan banyak konsep gerakan tersendiri di PMII, yaitu gerakan yang intens dalam mengkaji dan melakukan advokasi (non litigasi dan litigasi) terhadap perempuan. Baik perempuan di sektor buruh perempuan (buruh lokal, migran, PRT), perempuan korban pornografi, perempuan miskin kota, perempuan nelayan. Selain itu juga upaya advokasi bagi perempuan yang telah terlibat dalam politik praktis yang bersentuhan langsung dengan kebijakan. Hal ini diperuntukan mengawal quota 30% yang telah dipilih sebagai salah satu strategi percepatan partisipasi perempuan di wilayah publik. Bagaimana agar quota tersebut tidak hanya menjadi simbol kiprah perempuan, tetapi sebagai alat bagi perempuan untuk berbuat banyak bagi kesejahteraan masyarakat luas. PMII punya peran dalam mengawalnya. Kebijakan pemerintah yang hingga saat ini masih tidak ramah terhadap perempuan merupakan hal yang harus disikapi oleh PMII sebagai organ gerakan yang juga turut konsen mengawal isu perempuan. Beberapa kebijakan publik yang menjadi fokus isu yaitu: UU Perkawinan, 30% Kuota Perempuan dalam UU Pemilu, gender budgeting, perda tentang juklak UU KDRT, UU Buruh Migran, dan Perda tentang prostitusi dan perdagangan perempuan dan anak. Pengembangan tim Pengkader Yang Terarah Dan Berkelanjutan Selama ini organisasi PMII tidak mampu bergerak lugas karena struktur-nya menyatu atau tersentralisasi dalam ketunggalan strukturnya. Padahal dengan struktur yang menyatu itu, PMII tidak mampu secara cerdas bermain cantik di ruang sosial yang lebih luas. Tapi, justru mendapat keuntungan-keuntungan yang lebih. PMII akan dengan lentur dan leluasa bergerak memainkan peranan ke segala sektor, termasuk peran politik. Ada kontinyuitas sejarah pergerakan yang terukur yang memungkinkan PMII secara keseluruhan memiliki nilai tawar keluar. Karena akan dilihat orang lain dengan nilai lebih pengalaman dan peranan bersejarahnya. Adanya kelompok-kelompok pada kader yang mengaktualisasikan diri akan menambah persebaran peran kader yang memungkinkan kader PMII terkonsolidasi berdasarkan bakat, minat, skill dan kapasitas yang dimiliki sebagai tempat aktualisasi diri. Terkait dengan permasalahanan tersebut menjadi sebuah impian besar bagi PMII Jawa Tengah untuk melakukan pola kaderisasi jangka panjang dengan melibatkan berbagai kalangan dan stakeholder yang ada. Selain itu juga pola pembinaan dan pengkaderan diarahkan kemandirian dan profesionalisme, pengembangan kapasitas calon pengkader serta meninglkatkan bergaining PMII di manapun berada. KERAPATAN INTERNAL Kemudian untuk merapatkan sebuah komitmen mebangun keinginan besar tersebut maka ada beberapa agenda yang meski tersusun secara sistiamtis dalam pola gerakan ini Pengkaderan basis utama organisasi PMII adalah organisasi pengkaderan sehingga menjaga keberlangsungan organisasi kaderisasi adalah tugas utama dari PMII. Dalam konteks melakukan pengkaderan, berbagai kendala dan hambatan yang selama ini selalu menjadi persoalan harus secepatnya di atasi. Menciptakan keseimbangan sistem pengkaderan antara kampus yang berbasiskan agama dan kampus umum serta antisipasi ketimpangan antar cabang dan kader menjadi sebuah kebutuhan untuk menjaga PMII agar tetap establis. Dengan demikian, untuk menjaga keberlangsungan kaderisasi di PMII, maka PMII harus mampu menyediakan pelatih atau fasilitator handal, yang bertugas khusus mengawal proses pengkaderan di PMII. Membangun Pola Komunikasi dan Koordinasi yang efektif Pola komunikasi yang efektif, efisien dan terukur harus terus-menerus dibangun, untuk menjaga dan memantapkan konsolidasi organisasi baik internal maupun relasi dengan stakeholder. Maka komunikasi maupun koordinasi tangguh harus mengembangkan pola dua arah, artinya saling memberi dan menerima sehingga out put koordinasi akan terukur Maka keuntungannya memungkinkan dapat menjaga stakeholder yang sudah ada dan mengembangkan bangunan jaringan baru. Untuk internal organisasi memaksimalisasi fungsi koordinatif dengan komunikasi yang baik dan efektif, dapat berupa sistem komunikasi yang timbal balik dan monitoring serta kunjungan yang terorganisir di semua wilayah koordinasinya. PENTERJEMAHAN PROGRAM KERJA Program kerja kali ini adalah merupakan penterjemahan dari hasil perdebatan suci yang dilakukan dalam forum tertinggi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Jawa Tengah berupa Konferensi koordinator Cabang tahun 2006 yang ke 15 yang sudah terlaksana. Terlepas dari benar tidaknya, amanah atau lalainya serta lurus atau bengkok alur yang dilalui maka upaya tersebut adalah bukti riil dari ruang ikhtiar kita dalam menterjemahkan kemudian mendesain hingga melaksanakan. Dengan demikian maka dalam Muskerda yang pertama paska pelantikan di Wisma santri Edi Mancoro Kota Salatiga bidang Internal telah merumuskan beberapa program kerja satu tahun pertama dengan inti tujuan sebagaimana tersusun berikut Bidang Pengembangan dan Potensi Cabang Bidang ini telah merumuskan beberapa program kerja yang dimaksudkan sebagai bentuk dan fungsi Koorcab kepada struktur dibawahnya yaitu untuk memainkan peran Konsultasi, mediasi motivasi dan fasilitasi kaitanya dengan upaya pengembangan cabang baik secara kelembagaan maupun gerakan. Dalam usaha ini telah banyak kami laksanakan semaksimal mungkin misalnya saja : Turba ke berbagai cabang dalam koridor koordinasi dan konsultasi Melakukan pendataan potensi dan kondisi riil cabang melalui database sebagai upaya pembacaan dan pertimbangan akurasi data dan pengembangan program berkala. Melakukan pendampingan Region dan upaya pengembangan terhadap cabang cabang se Jawa Tengah hingga ke Komisariat dan Rayon berupa pendampingan dan fasilittor dalam pelatihan dan upaya pengkaderan yang lain, Pengkaderan dan Pendampingan cabang persiapan, dalam hal ini adalah cabang Persiapan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pemalang. Langkah ini dimaksudkan dengan pertimbangan bahwa kader PMII di kedua tempat tersebut sudah layak untuk dideklarasikan sebagai cabang Persiapan, saat ini kita telah upayakan kepada PB PMII untuk menerbitkan Surat Keputrusan (SK) atas keberadaan PMII Cabang Brebes. Bidang Pengkaderan dan Pengembangan Sumber Daya Anggota Biro Ini merumuskan program berupa Pendataan Fasilitator di Cabang-Cabang, Pendampingan dan mendorong pelaksanaan TOT di Cabang, Membuatan Hand-Out Pengkaderan Formal. Adapun realisasi umum program kerja bidang ini adalah : Turba ke berbagai cabang dalam koridor koordinasi dan konsultasi Mengadakan diskusi tematik baik merespon isue kekinian maupun tema tema sentrral pengkaderan yang lain. Menjadi teman diskusi maupun fasilitator serta pendamping pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pengurus PMII di level bawah. Bidang Kajian Pengembangan Intelektual Banyak hal yang telah kami programkan dalam bidang ini adalah diskusi bulanan, diskusi keliling per cabang / region se-jateng, diskusi antar elemen mahasiswa serta seminar nasional, Alhamdulillah kita telah berhasil menuntaskan putaran region sebanyak 10 putaran baik di region I, II, III dan IV. Dengan melakukan kajian serta pendalaman intelektualmateri kePMIIan sebagai sebuah ilmu dan pengetahuan Hasil yang kami peroleh adalah kita telah mempersiapkan calon-calon pengkader dari 21 Cabang se Jawa Tengah yang akan kita verifikasi untuk mengikuti tahapan pelatihan selanjutnya dalam satu pelatihan Pengkader di masa mendatang. Selain itu juga beberapa kegiatan pengkayaan intelektual kader telah kami laksanakan meski intensitasnya masih terlalu sedikit. REALISASI PROGRAM KERJA Dengan tekad sebuah kebutuhan dan tuntutan akhirnya dalam satu tahun pertama PMII Korcab Jateng Bidang Internal telah mampu sedikit berbuat dan menuai hasil kerja sebagaimana diamanatkan oleh Konferkorcab maupun Muskerda berupa : Konsolidasi dan Kerapatan Komunikasi antar cabang Indikator keberhasilanya adalah hubungan dan positioning Korcab sebagai Dinamisator, Motivator, Konsolidator serta Transformator cabang cabang di Jawa tengah berjalan dengan baik. Pendampingan terhadap Cabang cabang dalam berbagai even kegiatan hingga memfasilitasi pengkaderan formal dan informal. Pendampingan kepada Cabang baru dan cabang yang akan dipersiapkan yaitu PMII Brebes dan PMII Pemalang masih inten dilakukan. Pengawalan Region secara terprogram telah selesai dilakukan di seluruh region disertai dengan diskusi tematik yang tersusun dengan kurikulum. Pembuatan data base telah diupayakan dengan upaya untuk memudahkan pendataan dan distribusi dan informasi kader meski data yang masuk sifatnya hanya data kualitatif. Kaitanya dengan TOT hingga saat ini korcab Hanya mampu melakukan pendampingan dan pemateri sebagaimana terlaksana di Kebumen dan Kota Tegal. Namun sebagai perencanaan besar program ini telah melakukan rintisan dengan diawali diskusi region yang kemudian akan melakukan TOT secara selektif. Tingkat Jawa Tengah. (selengkapnya dapat dilihat dalam Jurnal kegiatan Internal pada lampiran) EVALUASI Banyak hal yang menerawang dalam angan-angan namun banyak pula kenyataan yang tidak sejalan dengan apa yang dimaksud Kendala-kendala yang yang menerpa tentunya, tidak jauh dari biro dan bidang yang lain diantaranya adalah beberapa bidang kerja yang ditinggalkan oleh personal yang tercantum dalam struktur kepengurusan tidak bisa aktif dengan pertimbangan banyak hal serta permasalahan teknis lainya PENUTUP Sebagai kata akhir dalam tulisan ini adalah semoga apa yang baik menjadi sebuah catatan dan layak untuk di kemabangkan lebih lanjut serta yang belum terealisasikan mudah mudahan dimengerti dan tiada kata nggremeng dan maido dibelakang, semoga banyak hal yang belum sempat kami laksanakan di satu tahun pertama iniakan tercapai pada tahun depan atau masa-masa yang akan datang. Wallahulmuwafiq illa aqwamithariq PROGRAM TUJUAN & TARGET SASARAN REALISASI Pembagian Nara Sumber Pelatihan PMII Se-Jawa Tengah Teridentifikasinya kader-kader PMII yang mempunyai kelebihan pengetahuan dan skill pada masing-masing bidang. Sehingga trainer PMII tertata rapi dan professional. Adanya data base pemateri dan nara sumber yang siap mengisi semua bentuk pelatihan di PMII. Terbangunnya rasa sense of belonging para alumni dan kader PMII serta adanya tanggungjawab yang kuat Alumni PMII Jawa Tengah Pengurus PKC PMII Jawa Tengah. Stake Holder PMII yang punya visi sama dengan PMII Program ini direalisasikan oleh Pengurus bidang kaderisasi. Pembentukan Tim Fasilitator Jawa Tengah Memenuhi kebutuhan mendasar organisasi terutama menjawab kegelisahan organisasi atas proses kaderisasi. Menjawab kebutuhan dasar pengkaderan terutama sebagai penjembatan atas konseptualisasi dan fasilitasi pelatihan-pelatihan formal basis organisasi pada tingkat PMII se-Jawa Tengah. Terfasilitasinya bagi team fasilitator dalam menangani pelatihan-pelatihan pengkaderan terutama pengkaderan formal basic organisasi, sehingga aut-put dari kaderisasi akan melahirkan kader-kader yang massif dan ideologis. Akselerasi terbentuk dan terpenuhinya fasilitator-fasilitator pelatihan pada tingkat cabang PMII di Jateng Pengurus PKC PMII Jawa Tengah 2006-2008 dan PC-PC PMII DI Jawa Tengah yang consent pada bidang kaderisasi PMII. Alumni Korp Pengkader/Pagelaran PB. PMII yang dilaksanakan di Pekalongan tahun 2005. Alumni PKL PKC PMII Jawa Tengah Terbetuknya Fasilitiror atau pemateri yang handal ditiap cabang dalam wilayah Pengakderan MAPABA, PKD, PKL dan Pelatihan pelatihan skil lainnya Memfasilitasi program pembentukan cabang baru Memperluas dan memperbanyak kader dan jaringan di jawa tengah. Melakukan akomodasi dan rekruitmen kader NU yang berada di daerah kabupaten yang sudah berdiri perguruan tinggi, tetapi belum ada organ kemahasiswaan yang memfasilitasi Mahasiswa NU. Perluasan kekuatan gerakan Mahasiswa terutama yang berkarakter PMII PC. PMII Brebes (Cabang Persiapan) PC. PMII Pemalang (Rencana Pendirian Cabang Persiapan) Terselenggarakannya MAPABA dan PKD di Dua Kabupaten tersebut. Mengikuti sertakan dan mengundang dua PC tersebut dalam even-even kegiatan PMII baik yang bersifat Regional, Cabang maupun Jawa tengah. BIDANG II : EKSTERNAL PROGRAM TUJUAN & TARGET SASARAN REALISASI Pembentukan Tim Advokasi Jawa Tengah Menumbuhkan kembali ruh gerakan kerakyatan di PMII, khususnya PMII di Jawa Tengah Menjawab kebutuhan dasar pengkaderan, khususnya kader yang memiliki keinginan konsen dalam advokasi non litigasi Memiliki ruang untuk berpengetahuan dalam menjalin rekatan sosial Kader yang memiliki keinginan konsen di advokasi Peserta pertemuan Jaringan Lembaga Advokasi Masyarakat. Alumni PMII Jateng yang masih aktif digerakan kerakyatan Terbentuknya JLAM (Jaringan lembaga Advokasi Mayarakat) Adanya Ruang LAB advokasi untuk melakukan refleksi dan evaluasi bersama Terbangunnya relasi dalam melakukan kontinuitas gerakan Pembentukan Tim Inti Jurnalistik Jawa Tengah Melakukan penyadaran atas arti penting Jurnalistik dalam dunia gerakan. Mencegah terjadinya ketimpangan skill dan wacana kejurnalistkan di tiap cabang. Menciptakan “Laboratorium” atau pusat konsolidasi dan kaderisasi di bidang jurnalistik. Terbentuknya kader inti bidang jurnalistik di tiap cabang. Pengadaan media cetak tingkatan Jawa Tengah. Pengurus PKC PMII Jawa Tengah dan kader-kader PC PMII DI Jawa Tengah yang menaruh perhatian khusus pada perkembangan jurnalistik di PMII PMII. Terselenggaranya Temu Insan Pers Pergerakan Jawa Tengah Ke-1 yang rencana awal akan berjalan dalam tiga tahapan; pengayaan wacana, pengayaan skil, dan strategic pleaning. BIDANG III : KEAGAMAAN PROGRAM TUJUAN & TARGET SASARAN REALISASI Pembentukan Da’i Muda Jawa Tengah Mengkader da’i yang bervisi kebangsaan dan berbasis kerakyatan Memberikan wawasan kepada da’i strategi dan bentuk–bentuk dakwah yang sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa (umat) Terciptanya da’i-da’i yang bervisi kebangsaan dan berbasis kerakyatan Terjaringnya da’i-da’i yang handal dan profesional Kader-kader muda PC PMII di Jawa Tengah pilihan. Terselenggaranya Pelatihan Da’i Muda Jawa Tengah. (Tahap memberikan pemahaman tentang arti da’i secara luas) BIDANG IV : ADVOKASI dan KAJIAN JENDER PROGRAM TUJUAN & TARGET SASARAN REALISASI Capaian Musyawarah Besar (MUBES) Jarigan Gerakan Jender Jateng Reorganisasi gerakan Koordinasi dan konsolidasi gerakan Jender Jawa Tengah Membuat strategi gerakan dan rumusan program jaringan Gerakan gender Jateng dua tahun kedepan Kader Jaringan gerakan jender se-Jawa Tengah Kader PC-PMII se-Jawa Tengah yang konsen Jender Alumni aktifis Jaringan Gerakan Jender se Jawa Tengah Terlaksana tgl 30 maret-1 April 2006 di MA Blora. Terbentuknya kepengurusan baru jaringan gerakan Jeder sebagai penerus estafet gerakan Jender di Jawa Tengah Terkonsolidasinya gerakan Jender di tingkatan PKC dan cabag Se-Jawa Tengah Terbentuknya rumusan program jaringa Jender selama 2 tahunh kedepan sebagai sebuah pijakan gerakan Advokasi Kebijakan Sekolah Sadar Hukum berprespektif Keadilan& Kesetaraan Jender Terciptanya struktur masyarakat sadar hukum yang adil berperspektif jender. Adanya sumbangan pemikiran terhadap pelaksanaan KHI yang masih bias jender di masyarakat. Adanya tawaran draft baru dalam Counter Legal Drafting [CLD] yang adil dan berperspektif jender terhadap Kompilasi Hukum Islam [KHI] sebagai solusi terhadap pelaksanaan Hukum Islam di Indonesia Menciptakan kader dan masyarakat sadar hukum yang adil berperspektif jender dalam memahami realitas kehidupan di masyarakat. Mengkritisi dan menyikapi pelaksanaan Kompilasi Hukum Islam yang masih bias jender di masyarakat. Kader Jaringan Gerakan Jender Jawa Tengah. Kader PC- PMII se-Jawa Tengah OKP da Banom NU Ngawen, Wedeung, Demak Terlaksana pada tgl 30 Mei -2 Juni di MA NU Roudlotul Mualimin, Ngawen, Wedung Demak. pelatihan “Sekolah Sadar Hukum” yang diikuti dengan pelatihan-pelatihan bedah RUU Perkawinan sebanyak dua tahapan. Pembentukan Pansus Team Ad Hok Untuk merumuskan CLD RUU Perkawinan Terciptanya kesadaran akan hukum dan struktur yang melingkupinya di kader Jender PMII se Jawa Tengah terciptnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat dengan melaului penyuluhan dari kader pmii Terbentuknya Team Ad Hok CLD RUU Perkawinan Pelatihan Bedah RUU Perkawina I mengkritis RUU Perkawinan ( pasal-pasal Yang Bia Jender) Menggalli dasar Hukum baik dari Islam dan Hukum negara Membuat CDL RUU Perkawinan Team ad Hock RUU Perkawinan Terlakasana dengan pertemuan Team Ad Hok di Wisma Fuad Temanggung merumuskan CLD dari sisi Fikh Islam dan Politik Adanya hukum yang beprespektif Jender melalui RUU Perkawinan Melakukan Audensi dan silaturahmi ke Stake Holder Danya hubungan sinergis dan strategis antar lembaga dan organisasi perempuan yang ada di Jawa Tengah Ada Transformasi Komunikasi antar Lembaga dan Jaringan Organisasi , Birokrasi LSM Perempuan yang Ada Di Jawa Tengah Terlaksa dan setiap saat Adanya kebersamaan gerak dalam perjuangan gerakan Jender Adanya sinergisitas kerja-kerja jaringan jender Jawa Tengah dengan organisasi,birokrasi dan LSM Pelatihan Bedah RUU Perkawina II Menggali dasar hukum dan menganalisa pasal-pasal RUU perkawinan dengan prespektif tafsir, sosial dan Budaya Team Ad Hok Kader Jender Se-Jawa Tengah Terlakasana di GD. PW NU Jawa Tengah Adanya keberagaman prespektif dalam menentukan sebuah hukum sehingga terbentuklah hukum yang bisa mengakomodir kepentingan Msyarakat Diskusi RUU APP Menguak Pro Kontra pornografi di Indonesia Melihat behaind desain RUU APP dalam Perpolitikan Kader Jender Jawa Tengah BEM Se-Kota Semarang OKP dan LSM Terlaksana di diskusi “PRO KONYTRA RUU APP dalam Percatuan Perpolitikan” di Kantor PKC PMII Jawa Tengah Adanya Kesadaraan bahwa ketertindasan perempuan berawal dari banyak sisi dalam RUU APP misalnya Penelitian Data Base Peta Jender di Jawa Tengah Untuk mengetahui perkembangan gerakan perempuan dan gerakan Jender di cabang atau di kota dan kabupaten Se- Jawa Tengah Cabang-cabang Se-jawa Tengah Terlaksana adanya penyebaran Quisioner KeCabang-cabang Adanya Pemetaan Yang Jelas gerakan jender cabang-cabang Se_jawa Tengah Pelatihan Partisi Pasi Politik Perempuan Menumbuhkan kesadaran Berpolitik bagi perempuan Mengkritisi kebijakan yang tidak sensitif Jender danperempuan Menumbuhkan Motivasi bagi kader jender dan perempuan dalam memasuki perpolitikan Kader Jender S Jawa Tengah Santri Pondok Darus Saadah Terlakasan Seminar dan Pelatihan”Suara Perempuan dan Perempuan Bersuara” Di Ponpes Darus Sa’adah, Kebumen tgl 17-20 Maret 2007 Adanya Kesadaran danMotivasi berpolitik Bagi Kader Perempuan PMII Adanya Kebijakan Yang sensitif Jender Program Kerja Non Programik Artinya: Program kerja yang dilsakanakan bukan hasil Muskerda. Tetapi merupakan kegiatan isidental yang ditentukan berdasarkan kebutuhan -kebutuhan atau momen peristiwa tertentu. Program Kerja Non Programik ini dilaksanakan sesuai dengan bidangnya, contohnya progam bidang I (Internal), bidang II (External), Bidang III (Agama) dan Bidang IV (Gender). Berarti pelaksanaan program kerja Non Programik tersebut disesuaikan dengan masing-masing bidang. Secara umum kerja programik 60 % dan 40 % adalah kegiatan non programik. Sehingga program kerja kami selama 10 bulan ini hampir setiap bulan minimal ada 3-4 yang bersifat regional Jawa Tengah. Di sisi lain belum lagi program kerja kunjungan- kunjungan undangan cabang-cabang sejumlah 23 cabang atau organisasi lain. Tetapi karena kondisi PKC PMII Jawa Tengah mempunyai jejaring gerakan (movement networking), jejaring pengetahuan (knowledge networking), alhamdulillah problematika program kerja sedikit demi sedikit bisa teratasi. Pada pelaksanaannya kami membahas dengan detail sesuai dengan tujuan dan target, sehingga kami PKC PMII Jawa Tengah dalam pembagian pelaksanaan program kerja kami para pengurus menempatkan kemampuan kader sesuai dengan ahlinya, agar kegiatan program kerja dapat berjalan tepat sasaran. Adapun rincian kegiatan Non Programik pasca muskerda sebagai berikut: AGENDA BENTUK REALISASI Terbentuknya pemahaman bersama dalam memandang Kebangsaan dan menjaga keutuhan NKRI DI masing-masing elemen (PMII, PMKRI, KAMMI, GMNI, LMND, HIKMAH BUDHI, dan BEM Jawa Tengah) Meneguhkan nilai pancasila secara murni dan konsekuen dalam sosial kemasyarakatan FPI ( Forum Pemuda Indonesia ) Diskusi lintas organisasi Jawa Tengah Menyikapi perkembangan sosial kemasyarakatan secara bersama-sama. Membangun jaringan pengetahuan antara alumni dengan pengurus PKC PMII Jawa Tengah Menciptakan media pembelajaran berorganisasi warga pergerakan dengan alumni PMII PKC PMII Jawa Tengah & KORWIL FOKSIKA PMII Jawa Tengah Temu kader dan alumni PMII Jateng. Diskusi dan seminar antara kader PMII dan Alumni PMII Jateng. Memperat wujud tali silaturahim dan bergaining gerakan OKP di Jawa Tengah. PKC PMII Jateng & DPD KNPI Jateng Kerja sama PMII dan KNPI dalam melestaraikan kesenian budaya di Jawa Tengah. KENDALA Secara geografis dari 23 PC yang tersebar menjadi menjadi tantangan (kendala), tetapi bagi pengurus PKC. PMII Jawa Tengah membangun “ kerapatan komunikasi” dan sering berkunjung ke Cabang-cabang, Komisariat dan Rayon. PENUTUP Demikian laporan Progress Report kami sampaikan, sebagai bahan untuk disampaikan pada acara MUSPIMDA PKC PMII Jawa Tengah yang dilaksanakan di kabupaten Purworejo pada tanggal 11-13 April 2007, semoga laporan kenyataan yang terjadi di PKC PMI Jawa Tengah ini bisa memberikan gambaran secara objektif kondisi yang ada. sebagai bahan refleksi dan evaluasi untuk perjalanan PMII Jawa Tengah pada khususnya dan secara umum untuk kemajuan PMII Indonesia. Wallahul Muwafiq Ila Aqwamitthorieq Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh Purworejo, 11 April 2006 Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Jawa Tengah M. Mahbub Zaki Kusdiyanto Ketua Umum Sekretaris Umum

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Bagaimana merekrut dan mengembangkan organisasi ekternal kampus di masa kini?